Karin Sang Juara Tenis Lapangan Tingkat SD Kabupaten Banjarnegara

Banjarnegara, 15 Maret 2012

Dengan perjuangan yang cukup melelahkan akhirnya Karin panggilan akrab dari Karullah Karin Drasyah kelas 5 SD Negeri Rejasa akhirnya dapat mengkandaskan harapan dari SD Negeri 1 Krandegan dengan 8 set. Karin dapat menang dengan cukup meyakinkan dengan nilai 6: 2. Dengan kemenangan ini Karin dapat melaju ke jenjang berikutnya di tingkat provinsi.

Sebelumnya Karin mengalahkan dengan mudah pemain tenis lapangan dari SD Negeri Karang Tengah Kec. Banjarnegara. dengan skor 6: 0. Sementara SD Negeri 1 Krandegan sebelumnya mengkandaskan kandidat dari SD negeri 3 Kuta Banjarnegara.

Karin anak pertama dari bapak Endras yang karyawan BPR Surya Yudha ini memang multi talenta. Selain pandai tenis Dia juga pandai bermain bola voly dan Bulu Tangkis. Pada POPDA tahun 2012 ini Karin adalah atlit Bola voly mini dan sekaligus atlit tenis lapangan.

Selamat dan sukses untuk Karin. Semoga Dapat membawa harum nama Kabupaten Banjarnegara dan SD negeri rejasa Khususnya.

SELAMAT DATANG DI SD N REJASA

Sunarto, M.PdThomas Amstrong[1] menggambarkan potensi manusia yang beranekaragam tersebut dalam sebuah dongeng yang berjudul In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences (1987).  Diceritakan dalam buku tersebut bahwa dunia digemparkan oleh sebuah kabar bahwa para binatang akan membuat sebuah sekolah unggulan bagi para binatang yang akan memberikan pelajaran berbagai keterampilan yang dimiliki oleh semua binatang. Maka dibuatlah kurikulum yang memuat berbagai kecakapan hidup binatang seperti: terbang, lari, berenang, loncat, memanjat dan menggali.

Sekolahpun dibuka dan menerima murid dari berbagai belahan hutan. Hampir semua perwakilan spesies binatang datang untuk menjadi siswa di sekolah unggulan tersebut, mulai dari burung, kelinci, ikan, kanguru, monyet, kepiting dan sebagainya.  Pada awalnya dikabarkan bahwa program sekolah berjalan lancer. Hingga semua murid merasakan nuansa baru yang bisa membuat mereka ceria. Hingga tibalah pada suatu hari yang mengubah keadaan sekolah tersebut.

Tersebutlah salah satu murid yang bernama kelinci. Jelas kelinci adalah binatang yang pandai untuk berlari. Ketika mengikuti pelajaran berenang. Kelinci ini hampir tenggelam. Pengalaman mengikuti kelas berenang membuat Kelinci prihatin. Lantaran sibuk mengurusi pelajaran renang, si kelinci ini pun tak pernah lagi dapat berlari secepat sebelumnya.

Setelah kasus kelinci, ada kejadian lain yang cukup membuat Kepala Sekolah Pusing. Ini melanda siswa lain yang bernama burung.  Burung jelas binatang yang sangat hebat untuk terbang. Namun ketika mengikuti pelajaran memanjat, si burung tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di sekolah. Akhirnya ia pun mengikuti les memanjat untuk mengejar ketinggalan pelajaran dengan siswa lainnya. Les itu ternyata menyita waktunya sehingga ia pun melupakan cara terbang yang sebelumnya sangat dikuasainya.

Demikian kesulitan demi kesulitan juga dialami oleh siswa lainnya seperti ikan, kanguru, monyet, kepiting dan lainnya. Para binatang itupun tidak lagi punya kesempatan untuk berprestasi dalam bidang keahliannya masing-masing. Itu semua dikarenakan mereka dipaksanakan untuk melakukan hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka.

Berdasarkan dongeng itu Amstrong mengajak kita semua untuk bisa memehami lebih baik tentang potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Berpijak dari temuan Howard Gardner[2] tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk),  Amstrong mengajak kita semua untuk tidak lagi memisahkan atau menjuluki bahwa ada siswa bodoh dan ada siswa pandai di sisi lain. Sebagaimana diketahui dalam buku Thomas Amstrong yang berjudul “Multiple Intelligences in Classroom” dijelaskan bahwa manusia memiliki 9 kecerdasan dasar yang meliputi: 1) Kecerdasan Linguistik, 2) Kecerdasan Matematis-logis, 3) kecerdasan Spasial, 4) Kecerdasan Kinestetis-jasmani, 5) kecerdasan Musikal, 6) kecerdasan Interpersonal, 7) Kecerdasan Intra Personal, 8) kecerdasan Naturalis, dan 9) kecerdasan Eksistensional. Setiap anak pasti memiliki 9 kecerdasan tersebut namun dengan takaran yang berbeda-beda.

SD Negeri Rejasa dibangun bukanlah untuk mendidik para tentara yang harus berbuat sama sesuai keinginan para pelatihnya. Sekolah ini dibangun adalah untuk mempersiapkan para generasi penerus bangsa untuk menjadi orang-orang sukses pada bidangnya. Oleh karena itu SD Negeri Rejasa memilih konsep pembelajaran yang akan mengoptimalkan seluruh potensi anak didiknya, tidak hanya di bidang akademik, namun mungkin aspek non akademik akan memperoleh perhatian yang sama pentingnya.

Sunarto, M.Pd

Kepala Sekolah SDN Rejasa

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.